Pendahuluan-
Halo teman-teman pengunjung blog saya, kali ini saya akan memposting
tentang layout atau tata letak. Sebelumnya pasti akan bertanya-tanya
tentangapasih layout itu sebenarnya. Nah, langsung aja deh lanjut ya!
-Pengertian-
Layout adalah penyusunan dari elemen-elemen desain yang berhubungan
kedalam sebuah bidang sehingga membentuk susunan artistik. Hal ini bisa
juga disebut manajemen bentuk dan bidang.
-Latar Belakang-
Dalam pembuatan suatu desain, tentulah harus memperhatikan tata letak
atau layoutnya supaya yang melihat desain grafis tersebut mudah
menerima informasi yang disampaikan. Serta membuat mata nyaman ketika
melihatnya.
-Maksud dan Tujuan-
Tujuan utama layout adalah menampilkan elemen gambar dan teks agar
menjadi komunikatif dalam sebuah cara yang dapat memudahkan pembaca
menerima informasi yang disajikan.
-Pembahasan-
1) Prinsip yang berhubungan dengan layout.
1. Kesederhanaan
Prinsip ini berhubungan dengan kemampuan daya tangkap rata-rata manusia
di dalam menerima informasi. Secara insting manusia menginginkan
kesederhanaan dalam menerima informasi. Namun dalam penyederhanaan juga
harus memperhatikan segmen kepada siapa informasi itu akan disampaikan.
2. Kontras
Amat diperlukan guna menarik perhatian, memberi penekanan terhadap
elemen atau pesan yang ingin disampaikan. Berikut ini tips yang dapat
menarik perhatian terhadap pesan yang akan disampaikan, yaitu
menggunakan style bold dan italic pada body teks, memilihkan huruf
display yang lebih atraktif, gunakan kontras warna, ada tekstur dalam
latar belakang, memperbesar bagian tertentu yang ingin ditonjolkan.
3. Keseimbangan
Suatu hal yang amat penting dalam penyampaian suatu informasi.
Keseimbangan dapat merupakan keseimbangan yang formal, dengan susunan
yang simetris. Susunan yang simetris mampu memberi kesan yang formal,
seimabang, dapat dipercaya dan mapan. Sebaliknya susunan yang asimetris
sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu dinamika, energi serta
pesan yang tidak formal.
4. Keharmonisan
Maksud dari harmoni ialah memiliki keselarasan antara satu elemen dengan
elemen grafis yang lain. Harmoni dapat diwujudkan dalam 2 bentuk,
yaitu:
a. Harmoni dari segi bentuk
Harmoni yang dilihat dari bentuk ialah dimana adanya keserasian dalam
penempatan elemen grafis. Hal itu dapat dilihat dari segi bentuk dan
ukurannya apakah itu kartu nama, stiker, poster dan sebagainya.
Pemilihan bentuk huruf juga memiliki peranan yang penting sebagaimana
untuk tujuan apa desain itu dibuat.
b. Harmoni dari segi warna
Warna memiliki pengaruh yang amat besar, karena tiap-tiap warna memiliki
sifatnya masing-masing, seperti merah yang memiliki arti berani, biru
yang memiliki kesan tenang dan lain sebagainya. Lihat kembali tujuan
dari desain yang telah dibuat, karena ketepatan dalam memilih
warna dapat membuat informasi yang didalamnya menjadi lebih efektif.
5. Stressing
Dalam pengertian bahasanya disebut sebagai sebuah penekanan, memiliki
fungsi untuk memberikan titik-titik tertentu yang memperoleh fokus
perhatian. Streesing lebih mengarah kepada titik perhatian atau eye
catching dalam suatu publikasi. Pada sebuah karya grafis memungkinkan
adanya lebih dari satu stressing, namun harus dibedakan mana yang akan
dijadikan fokus utama agar tidak mengesankan berebut perhatian yang
akhirnya membuat pesan didalamnya menjadi tidak efektif.
2) Tips mengenai layout dalam desain grafis
Berikut beberapa tips yang perlu diperhatikan mengenai layout dalam desain grafis :
1. Konsisten
Penerapan beberapa elemen (bentuk, teks maupun gambar) dalam sebuah
layout adalah salah satu rahasia jitu untuk membuat desain tampak
profesional. misal, terlalu banyak jenis font akan membuat layout kacau,
tidak fokus, dan tidak sedap dipandang mata. Cukup lakukan pengecualian
pada bagian-bagian tertentu, seperti ketika ingin memberi ketegasan
pada sebuah teks.
2. Pintar Dalam Memilih Font
Font adalah salah satu kunci penting dalam menyampaikan informasi dalam
sebuah layout. Setiap font memiliki sifat masing-masing dalam
menyampaikan pesan. Pilihlah font yang sesuai tema. Contoh, jika anda
ingin membuat sebuah brosur yang berisi informasi tentang produk-produk
teknologi, pilihlah font yang elegan, formal, dan terkesan mewah. Jangan
menggunakan font grunge atau font dengan bentuk ceria seperti yang
biasa terdapat pada poster anak-anak.
3. Prioritas
Dalam setiap layout desain, tentu ada bagian tertentu yang akan jadi
prioritas untuk ditonjolkan, seperti judul maupun sub judul misalnya.
Dalam hal ini, anda harus mampu memandu pembaca visual ke dalam rentetan
pesan yang anda tawarkan dalam desain. Anda pasti sering melihat bagian
layout seperti “DISKON 50%” atau “GARANSI SEUMUR HIDUP” yang terlihat
menonjol pada sebuah desain poster. Hal ini ditujukan oleh desainer
untuk menarik perhatian pembaca. Ketika pembaca (dari jauh) melihat dan
tertarik untuk membaca detailnya, maka desainer telah berhasil
membimbing pembaca pada tahap itu.
4. Warna
Setiap warna mewakili sifat tertentu yang dapat mempengaruhi pembaca
(silakan baca postingan saya mengenai Psikologis warna dalam pemasaran).
Berikanlah warna yang sesuai dengan tema. Dan tentukan kapasitas warna
desain anda. Jangan takut bermain dengan warna kontras, dalam hal ini,
saya sarankan untuk sering bereksperimen untuk menemukan warna yang
sesuai.
5. Margin
Perhatikan margin atau batasan pada layout design anda. Berikan sedikit
ruang yang cukup sehingga desain terlihat rapi. Sebuah layout design
yang bagus akan sekejap menjadi amatir hanya karena kurang memperhatikan
margin.
6. Desain Alternatif
Jangan langsung menghapus sebuah desain jika anda merasa kurang puas
dengan hasilnya. Cobalah untuk membuat opsi lain, biarkan yang sudah
ada. Hal ini akan sangat membantu untuk memperbandingkan dan mencari
kesalahan pada setiap bagian layout.
7. Produksi
Pertimbangan terhadap produksi adalah hal yang baik untuk dilakukan.
Banyak kasus ditemui dalam bagian produksi ketika desainer tidak
mempertimbangkan kemungkinan yang akan terjadi pada produksi, seperti
pergeseran warna, margin yang terlalu sempit sehingga akan terpotong
ketika proses cutting, dll.
8. Print Test
Biasakanlah untuk melakukan tes print pada desain layout anda. Tes print
berguna untuk melihat kesalahan yang sulit ditemukan ketika kita
melihat desain pada screen komputer.
3) Jenis-Jenis layout
1. Mondrian
Jenis layout Mondrian mengacu pada bentuk kotak, landscape (horizontal)
atau portrait (vertikal). Pada jenis ini, setiap bidang akan sejajar
dengan ruang presentasi yang berisi konten informasi atau gambar untuk
membentuk komposisi yang konseptual.
2. Circus
Layout ini tidak menerapkan desain layout standar, melainkan mengacu
pada layout dengan elemen yang tidak teratur (namun menghasilkan desain
yang efektif).
3. Multiple
Sesuai dengan namanya, layout multiple dibagi menjadi beberapa bagian
atau tema dalam bentuk yang sama seperti persegi panjang, persegi, kubus
dan lainnya.
4. Silhouette
Layout silhouette (siluet) mengacu pada teknik ilustrasi atau fotografi
yang menyoroti bentuk bayangan. Presentasi layout ini dapat berbentuk
barisan teks, ilustrasi warna atau pembiasan warna yang halus dengan
teknik fotografi.
5. Big-Type
Layout jenis big-type menekankan gaya penggunaan font berukuran besar
sehingga bisa menarik perhatian audiens. Jenis ini biasa digunakan untuk
membuat suatu judul atau
desain poster.
6. Alphabet-Inspired
![jenis layout alphabet](https://www.decodeko.co.id/wp-content/uploads/alphabet-192x300.jpg)
Photo by : Pinterest
Layout alphabet-inspired berfokus pada susunan huruf atau angka dalam
urutan yang tepat sehingga bisa membuat kata-kata yang memiliki makna.
Penggunaan kata-kata ini dimaksudkan untuk menyampaikan cerita atau
informasi.
Sementara itu beberapa jenis layout yang digunakan pada desain halaman website adalah:
- Static
- Liquid
- Adaptive
- Responsive
- Hybrid
Static
Halaman layout static (statis) sering disebut sebagai “layout fixed”
karena menggunakan ukuran halaman yang sudah ditetapkan dan tidak
merubah ukuran lebar browser.
Halaman website tradisional umumnya dibuat dengan model atau jenis ini
hingga berkembangnya responsive web design (RWD) pada tahun 2010.
Liquid
Layout liquid dibentuk dengan lebih relatif daripada layout static.
Jenis ini akan membuat tampilan website terlihat sama dan baik walaupun
dibuka pada browser yang berbeda.
Lebar presentase layout bisa menyesuaikan layar browser pengguna atau pengunjung website.
Adaptive
Layout adaptive (adaptif) dibuat pada media CSS untuk mengenali lebar
browser kemudian memodifikasi layout sesuai dengan lebarnya. Jenis ini
menggunakan unit fixed (tetap) sama seperti layout static. Namun
perbedaannya adalah ada beberapa lebar layout yang ditandai dengan
beberapa hal teknis tertentu.
Responsive
Layout responsive (responsif) menggabungkan konsep layout liquid dan
adaptive. Halaman website dengan layout responsive umumnya disebut
dengan layout yang mobile friendly dimana layout dan desain akan
menyesuaikan browser dan gadget (mobile) yang digunakan.
Bentuk dan lebar layout seketika akan berubah dan menyesuaikan secara otomatif ketika website diakses dari gadget apa saja.
Hybrid
Jenis layout ini merupakan yang terpopuler di antara layout lainnya.
Layout hybrid merupakan campuran dari berbagai jenis layout berikut
dengan konsep masing-masing.
Hal ini berarti, kemampuannya yang felksibel untuk menyesuaikan viewport
browser hanya sementara karena mempertahankan website yang membutuhkan
strukstur fixed (tetap).
Layout hybrid dianggap sebagai cara yang paling efektif untuk merancang dan mengembangkan layout.
4) Elemen-elemen layout
1. Header
2. Judul / head / heading / headline.
3. Deck/Blurb/Standfirt
4. Initial cap
5. Kotak/Box/Bingkai/Border/Frame
6. Artworks
7. Footer
8. Kicker/eyebrows
9. Callouts
10. Byline/Credit Line/ Writer’s credit
11. Caption
12. Foto
13. Sidebar
14. Point bullets
15. Information/grafhics/infogrhafics
16. Signature/mandatories
17. Nomor halaman/page number
18. Indent
19. Subjudul/subhead/crosshead
20. Pull quotes/liftouts
21. Isi/bodytext/bodycopy/copy/copytext
22. Running head/running headline/running title/running feet/runners
5) Grid pada layout
1. Grid System
Sebuah grid diciptakan sebagai solusi terhadap permasalahan penataan
elemen-elemen visual dalam sebuah ruang. Grid systems digunakan sebagai
perangkat untuk mempermudah menciptakan sebuah komposisi visual. Melalui
grid system seorang perancang grafis dapat membuat sebuah sistematika
guna menjaga konsistensi dalam melakukan repetisi dari sebuah kompisisi
yang sudah diciptakan. Tujuan utama dari penggunaan grid systems dalam
desain grafis adalah untuk menciptakan suatu rancangan yang komunikatif
dan memuaskan secara estetik.
2. The Golden Section
Di bidang seni grafis, proporsi agung menjadi dasar pembuatan ukuran
kertas dan prinsip tersebut dapat digunakan untuk menyusun keseimbangan
sebuah desain. Proporsi agung sudah ditemukan sejak jaman kuno untuk
menghadirkan proporsi yang sangat sempurna dan indah. Membagi sebuah
garis dengan perbandingan mendekati rasio 8 : 13 berarti bahwa jika
garis yang lebih panjang dibagi dengan garis yang lebih pendek hasilnya
akan sama dengan pembagian panjang garis utuh sebelum dipotong dengan
garis yang lebih panjang tadi. Proporsi agung juga dikenal dalam istilah
deret bilangan fibonacci yaitu deret bilangan yang setiap bilangannya
adalah hasil jumlah dari dua bilangan sebelumnya dan di mulai dari nol.
Deret bilangan ini memiliki rasio 8 : 13 yaitu rasio proporsi agung.
Bilangan ini sering dipakai dalam pengukuran bangunan, arsitektur, karya
seni, huruf hingga layout sebuah halaman karena proporsinya yang
harmonis. 0 1 1 2 3 5 8 13 21 34 55 89 144 233 377…
3. The symetrical grid
Dalam grid simetris, halaman kanan akan berkebalikan persis seperti
bayangan cermin dari halaman kiri. Ini memberikan dua margin yang sama
baik margin luar maupun margin dalam. Untuk menjaga proporsi, margin
luar memiliki bidang yang lebih lebar. Layout klasik yang dipelopori
oleh Jan Tschichold (1902-1974) seorang typographer dari Jerman ini
didasari ukuran halaman dengan proporsi 2:3.
6) Proses membuat layout
1. KONSEP DESAIN
Bagaimana mendesain layout yang baik? Pertanyaan berikut adalah langkah awal…
Apa tujuan desain tersebut?
–Siapa target audiens nya?
–Apa pesan yang ingin disampaikan?
–Bagaimana cara penyampaiannya?
Dimana, di media apa dan kapan desain itu akan dilihat oleh target audiens?
2. MEDIA DAN SPESIFIKASINYA
Media apa yang paling cocok: Flier, brosur 3 lipatan, spanduk, plasma screen, balon udara, dll
Bahan: Kertas fancy, kertas daur ulang, kain, dll
Ukuran :A4, A3, 160x60cm untuk x-banner, dll
Posisi: A4 tegak (portrait) atau mendatar (landscape)
Kapan, Berapa lama, dan dimana saja karya desain tersebut akan didistribusikan ke target audiens.
3. THUMBNAILS DAN DUMMY
Thumbnails = sketsa layout dalam bentuk mini, tidak dengan menggunakan komputer (sebaiknya).
–Fungsi: memperkirakan letak elemen-elemen layout pada suatu halaman
tunggal, juga urutan-urutan pengaturan halaman desain publikasi yang
kompleks.
Dummy = contoh jadi suatu desain nantinya (mock-up).
4. PERCETAKAN
Offset: teknik yang paling populer untuk mencetak brosur, buku majalah, tabloid, koran, kalender, dll
Flexografi/ cetak tinggi: mencetak di atas karton gelombang atau label kemasan produk.
Rotogravure: mencetak label berbahan plastik.
Sablon/cetak saring/screen printing: mencetak kaos, mug, kartu nama.
Digital: mencetak dalam waktu singkat dengan kuantitas tidak terlalu besar, seperti banner, poster, dll.
WHY DESIGN FIRST? .. Peran desain atau perwajahan dalam penerbitan pers
belakangan tampak lebih dominan. Penampilan visual media cetak kini
dituntut lebih atraktif, kreatif, dan persuasif untuk tujuan merebut
perhatian pembaca. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Dr. Mario R.
Garcia dan Pegie Stark tahun 2007, di wilayah-wilayah pengguna bahasa
dan tulisan latin, orang membaca dari kiri ke kanan dan dari atas ke
bawah. KECENDERUNGAN lain adalah membaca dengan sequence Z. Selain itu
ada sequence C, L, T, I , dan banyak lagi.
Bagaimana desain layout dikatakan baik?
memiliki kriteria:
mudah dibaca, komunikatif, menarik dan menyenangkan sasaran pembacanya.
KAVER (HALAMAN SAMPUL)
Cover majalah harus dapat mengiklankan dirinya sendiri. Beberapa aspek
berikut perlu dipertimbangkan. · Cover harus memiliki ciri khas atau
identitas, ia harus tampil beda dari yang lain sehingga pembaca dapat
dengan mudah mengenalinya, terutama kalau ia dipajang bersama dengan
majalah-majalah lain.
Cover majalah kampus harus punya stopping-power yang kuat untuk merampok perhatian pembaca, untuk menghipnotis calon pembaca.
Secara visual harus berani bersaing ketika dipajang di kios penjualan
bersama majalah-majalah lain. Usahakan tampil segar, original dan
kreatif. · Ciptakan mood yang sesuai dengan selera pembaca melalui
komposisi warna, tipografi, foto, dan aspek visual lainnya. Misal untuk
majalah remaja, diperlukan warna-warna yang mencolok, kontras, dengan
ilustrasi foto yang trendy dan pemilihan huruf (tipografi) yang dinamis.
ELEMEN-ELEMEN VISUAL PENERBITAN
1. ELEMEN UTAMA
Logo/Logotype atau nama majalah. Gunakan jenis huruf yang impresif, simpel, dan komunikatif.
Pendekatan pertama dalam merancang majalah adalah mengkaji formula atau
konsumsi berita dan artikel yang disajikan. Siapa sasaran pembacanya?
Apakah ia seperti TEMPO yang memiliki kelompok pembaca
dewasa-umum-ilmiah-populer? Atau semacam Kawanku dan Hai yang menjaring
pembaca “ABG”? Ataukah sejenis Bobo, Bocil, dan majalah anak-anak
lainnya? Setiap majalah seharusnya memiliki sasaran pembaca yang
spesifik. Dari sinilah seorang desainer beranjak menentukan nuansa
perwajahan majalah (the kind of a look) yang sesuai dengan mood
pembacanya.
Nomor penerbitan/edisi dan tanggal-bulan-tahun.
Harga eceran.
2. SAMPUL
Judul-judul naskah yang menarik, biasanya Laporan Utama dan artikel-artikel eksklusif/fenomenal.
Unsur visual, berupa foto, ilustrasi, dan tipografi.
Iklan (misal: BONUS POSTER, BONUS CD, dll.)
senantiasa mengutamakan kaidah komunikasi – NOT just ART!
3. HALAMAN DALAM
Tugas desainer tidak hanya merancang cover. Pekerjaan lain yang tidak kalah pentingnya adalah menggarap layout halaman dalam.
Setelah calon pembeli tertarik pada cover majalah dan kemudian
membukanya, tugas desainer berikutnya adalah mengajak atau membimbing
calon pembaca untuk menyimak halaman demi halaman hingga timbul
keinginan untuk membaca (membeli).
Perlu diingat bahwa pembaca pada saat membuka majalah selalu melihat
halaman kiri dan kanan sekaligus, maka dua halaman yang berhadapan harus
dirancang sekaligus dalam satu kesatuan. Penempatan elemen visual
(foto, teks, garis, dll) di halaman kiri harus seimbang dengan halaman
kanan. Untuk menciptakan kemudahan baca (readability) dan kenyamanan
baca (legibility), ada dua aspek desain yang perlu diperhitungkan, yaitu
tipografi dan fotografi.
4. TYPOGRAFI
Tipografi atau susunan huruf dalam desain layout merupakan elemen paling
berperan untuk mewujudkan kenikmatan dan kemudahan baca.
Di komputer tersedia puluhan bahkan ratusan jenis huruf (font). Cara
terbaik untuk memilih huruf adalah dengan mempertimbangkan apakah huruf
tersebut “mudah dibaca”? Huruf yang terbaik untuk media cetak adalah
huruf yang punya nilai keterbacaan tinggi. Jangan sekali-kali berfikir
“cari huruf yang artistik biar pembaca tertarik….” Salah besar! Artistik
memang perlu, tapi nilai komunikasi lebih diutamakan. Nilai keterbacaan
setidaknya dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut ini. · Jenis huruf
(font) · Ukuran huruf (point size) · Lebar setting (line length) · Spasi
(baris, huruf, kata) · Bentuk susunan (alignment) · Variasi huruf
(style)
5. FOTOGRAFI
Halaman majalah yang hanya dipenuhi teks, tanpa satupun foto, akan tampak seperti lapangan bola.
Boring !!
Setiap naskah atau berita diusahakan ada foto atau ilustrasi.
Secara visual foto memiliki daya tangkap (eye-catching) yang kuat. Lebih
dari itu, foto yang memiliki bobot jurnalistik mampu bercerita tentang
fakta-fakta yang sulit dijelaskan secara verbal. Pembahasan mengenai
fotografi jurnalistik diperbincangkan pada sesi tersendiri. Satu hal
perlu diingat, perkembangan fotografi jurnalistik saat ini telah
melompat jauh, baik peralatan, teknik, maupun tuntutan kualitasnya. Foto
jurnalistik kini dituntut memiliki public-interest yang tinggi, tidak
hanya menarik bagi seseorang atau sekelompok tertentu saja. Tugas utama
desainer dalam penanganan foto adalah menyusun dan menggabungkannya
dengan teks sesuai dengan prinsip-prinsip layout.
Foto-foto yang memiliki public-interest tinggi umumnya punya kelebihan-kelebihan sbb:
Komunikatif, mudah ditangkap, dan informatif
Menyentuh perasaan, sensasional, dramatis, dan tidak biasa (unusual)
Ide baru, original, bukan perulangan yang sudah pernah dilakukan orang
Punya greget dan daya-tangkap (stopping power), menggairahkan, sensual
Benar-benar terjadi, bukan hasil rekayasa (trick)
Memiliki kualitas artistik (grafis) dan kualitas teknik yang memadai
Kiat mendapatkan foto untuk kepentingan jurnalistik antara lain dengan melakukan tindakan berikut.
– Ambillah foto peristiwa secara menyeluruh dari berbagai sudut pandang yang menarik.
– Berikutnya, ambil detail (close-up) beberapa bagian yang khas dari
peristiwa atau subjek tersebut, dengan komposisi yang kuat dan menarik.
– Bidiklah peristiwa atau subjek dari berbagai angle: tinggi-rendah,
kiri-kanan, jauh-dekat, dsb untuk mendapatkan komposisi yang menarik.
– Gunakan peralatan yang tepat: lensa, film, filter, motor-drive, tripod, flash, dan lain-lain sesuai keadaan.
-Kesimpulan-
Layout dalam desain grafis sangat luas cakupannya. Itu berarti dalam
penyusunan elemen-elemennya tidak boleh bermain-main dan harus
benar-benar serius agar tidak dicap negatif produk desain grafis
tersebut.
-Referensi-
-Penutup-
Sekian dari postingan saya tentang layout ini, apabila terdapat kesalahan atau kekurangan kata saya mohon maaf.
keteragan :
1. Di baca kemudian di rangkum
2. isi komentar untuk sebagai absensi
3. hasil rangkuman di kumpulkan waktu tatap muka